Skip to main content

Apa yang terjadi jika tragedi kerusuhan 98 terjadi lagi di masa kini, atau di beberapa tahun ke depan? Kurang lebih seperti itu sedikit gambaran cerita dari film panjang ke-11 Joko Anwar ini.

Karena mengangkat isu yang begitu sensitif dan berpotensi memicu trauma untuk sebagian orang, lewat review ini kami sambil mengingatkan sekali lagi. Sebaiknya hal ini bisa sangat menjadi pertimbangan sebelum kalian memutuskan untuk menontonnya ya.

Seperti film-film Joko Anwar pada umumnya, di filmnya kali ini pun adegan di menit-menit awal merupakan adegan kunci yang sebaiknya tidak terlewatkan. Sebuah adegan yang… sangat triggering terkait isu yang kami bahas di tweet-tweet sebelumnya.

Oke, sebagai sebuah sajian “alternate history”, kami suka banget penggambaran Indonesia ketika masuk ke dalam fase distopia. Penggambaran betapa kacaunya sebuah kota/negara tuh tergambar dengan sangat apik dalam film ini. Kudos banget buat tim production design nya!

Ngeliatin world building di film ini tuh ngasih rasa kagum tapi juga sekaligus rasa takut. Kagum karena penggambaran distopianya digarap se-proper itu, tapi juga ada rasa takut karena pas nonton tu kerasa believable aja gitu misal (amit amit) apa yang ada di film ini kejadian.

Image

Ngomongin cerita, kami suka ya gimana cara Joko Anwar mampu mengangkat isu yang begitu penting dan memadukannya dengan sebuah crime thriller action drama yang cukup solid. Tak ketinggalan, beberapa kritik sosial-nya pun bisa diselipkan dengan cukup mulus di filmnya kali ini.

Image

Ditambah kami seneng keluhan kami terkait dialog di film-film Jokan sebelumnya pun minim ditemui di film terbarunya kali ini. Tektokan dialog antar karakternya enak didengerin, yaa.. tentu ada beberapa diksi yang mengganjal tapi porsinya udah sedikit banget. Nice!

Image

Ngomongin karakter, semua karakter yang ditampilkan di film ini bener-bener menarik dan mampu dimainkan dengan sangat apik oleh semua aktornya. Salah banyak di antaranya: Morgan Oey, Omara Esteghlal, Hana Malasan, Endy Arfian dan Fatih Unru keren semua di sini.

Tapi kalo harus nyebutin siapa yang paling bersinar? Tak lain dan tak bukan adalah Omara Esteghlal! Gila banget doi di sini, literally. Jefri punya desain karakter yang gila, Omara pun bisa berakting se-gila dan se-mengagumkan itu di film ini. Edan banget lah!

Image

Ga cuma serem karena ceritanya yang terasa dekat dan berpotensi mendekati kenyataan, tapi film ini juga bisa dibilang film paling action-nya Joko Anwar. Ini saking brutalnya pas nonton tuh sampe bikin geleng-geleng kepala.

Image

Sejak awal udah tau sih kalo filmnya bakal banyak nampilin adegan action, tapi pas nonton tuh ga nyangka aja tingkat kebrutalannya BISA dan BERANI buat dimentokin semaksimal ini. Ntah berapa kali kami misuh-misuh ga karuan di sepanjang filmnya.

Image

Plus adegan action, brutal dan sadis di film ini pun diprovide dengan cukup oke lewat pergerakan kamera dan koreo street fight yang mumpuni. Seru dan menaikkan adrenalin banget. Oya buat yang kecewa dan skeptis karena adegan berantem di Gundala, di sini… asik sih!

Image

Intinya, Pengepungan di Bukit Duri ga sekadar mengangkat isu yang penting, tapi juga mampu ditopang dengan penceritaan yang menarik, kritik sosial yang on-point, plus porsi action dan kebrutalannya pun asik dan menghibur. Highly Recommended!

Image

Share

Category

Tag

  • #Action

  • #Drama

  • #joko anwar

  • #morgan oey

  • #omara esteghlal

  • #pengepungan di bukti duri

  • #tragedi 98